Pendahuluan
Guns N’ Roses, sering disingkat GNR, adalah band rock Amerika Serikat yang terbentuk di Los Angeles pada pertengahan tahun 1980-an. Lahir dari puing-puing dua band lokal, Hollywood Rose dan L.A. Guns, GNR dengan cepat mencuri perhatian dunia dengan musik rock and roll mentah, penuh energi, dan lirik yang jujur. Meskipun dikenal dengan talenta musik yang luar biasa, perjalanan band ini juga diwarnai kontroversi, perubahan personel, dan drama internal yang tak kalah menarik.
Awal Mula yang Penuh Gejolak (1985-1987)
Guns N’ Roses terbentuk pada Maret 1985 dengan formasi awal yang terdiri dari vokalis Axl Rose, gitaris utama Tracii Guns, gitaris ritme Izzy Stradlin, bassis Ole Beich, dan drummer Rob Gardner. Nama band ini sendiri merupakan gabungan dari nama belakang Axl Rose dan Tracii Guns. Namun, formasi ini tidak bertahan lama. Sumber Terpercaya Situs Dollartoto Agen Toto Macau Hadiah Fantastis dan Pasaran Terlengkap.
Beberapa perubahan personel terjadi dengan cepat. Tracii Guns hengkang untuk kembali membentuk L.A. Guns, dan posisinya digantikan oleh Slash (Saul Hudson), seorang gitaris berbakat yang sebelumnya bermain dengan Izzy Stradlin di Hollywood Rose. Tak lama kemudian, Ole Beich digantikan oleh Duff McKagan, yang juga memiliki latar belakang di skena musik punk dan hard rock Los Angeles. Posisi drummer akhirnya diisi oleh Steven Adler, teman lama Slash.
Formasi klasik yang kemudian melahirkan kesuksesan besar pun terbentuk: Axl Rose (vokal), Slash (gitar utama), Izzy Stradlin (gitar ritme), Duff McKagan (bass), dan Steven Adler (drum). Dengan energi yang membara dan penampilan panggung yang liar, GNR mulai membangun reputasi di klub-klub Sunset Strip yang legendaris.
“Appetite for Destruction” dan Ledakan Popularitas (1987-1989)
Setelah menandatangani kontrak dengan Geffen Records pada tahun 1986, Guns N’ Roses merilis album debut mereka, “Appetite for Destruction” pada tahun 1987. Awalnya, album ini tidak terlalu sukses secara komersial. Namun, dengan dirilisnya single-single ikonik seperti “Welcome to the Jungle,” “Sweet Child o’ Mine,” dan “Paradise City,” serta dukungan dari MTV, popularitas band ini meroket.
Baca Juga: Band Metallica: Ikon Metal yang Abadi
“Appetite for Destruction” menjadi fenomena global, menduduki puncak tangga lagu di berbagai negara dan terjual lebih dari 30 juta kopi di seluruh dunia, menjadikannya salah satu album debut terlaris sepanjang masa. Musik GNR yang merupakan perpaduan antara hard rock, blues, dan punk dengan lirik yang jujur dan terkadang kontroversial, memberikan angin segar di tengah dominasi glam metal pada saat itu.
“G N’ R Lies” dan Kontroversi (1988-1990)
Setahun setelah kesuksesan “Appetite for Destruction,” GNR merilis album mini “G N’ R Lies” pada tahun 1988. Album ini berisi empat lagu akustik dan empat lagu dari EP mereka sebelumnya, “Live ?!*@ Like a Suicide.” Single akustik “Patience” menjadi hit besar, menunjukkan sisi musikalitas band yang lebih lembut.
Namun, album ini juga memicu kontroversi karena lirik lagu “One in a Million” yang dianggap rasis dan homofobik. Kontroversi ini menjadi salah satu ciri khas perjalanan GNR, di mana kesuksesan musik mereka seringkali diiringi dengan perilaku liar dan pernyataan kontroversial dari para personelnya, terutama Axl Rose.
Era “Use Your Illusion” yang Ambisius (1991-1993)
Pada tahun 1991, Guns N’ Roses merilis proyek ambisius berupa dua album studio sekaligus, “Use Your Illusion I” dan “Use Your Illusion II”. Kedua album ini menampilkan musikalitas yang lebih kompleks dan beragam, dengan lagu-lagu epik seperti “November Rain,” “Estranged,” dan cover dari lagu Bob Dylan, “Knockin’ on Heaven’s Door.”
Kedua album ini sukses besar secara komersial, menduduki posisi dua dan satu secara berurutan di tangga lagu Billboard 200. Tur dunia “Use Your Illusion” yang berlangsung selama lebih dari dua tahun juga menjadi salah satu tur terbesar dan paling kontroversial dalam sejarah musik rock. Perpecahan internal mulai terlihat jelas selama periode ini, dengan hengkangnya Steven Adler pada tahun 1990 karena masalah narkoba dan digantikan oleh Matt Sorum. Gitaris ritme Izzy Stradlin juga meninggalkan band pada tahun 1991 dan digantikan oleh Gilby Clarke.
“The Spaghetti Incident?” dan Keretakan (1993-1997)
Setelah tur “Use Your Illusion” yang melelahkan, GNR merilis album cover punk rock “The Spaghetti Incident?” pada tahun 1993.
Pada pertengahan tahun 1990-an, hubungan antara Axl Rose dan personel lainnya, terutama Slash, semakin memburuk. Perbedaan visi musik, masalah manajemen, dan perilaku Axl yang semakin sulit diprediksi menjadi pemicu utama keretakan. Slash akhirnya meninggalkan band pada tahun 1996, diikuti oleh Duff McKagan dan Matt Sorum pada tahun 1997.
Era Axl Rose dan “Chinese Democracy” (1998-2015)
Setelah kepergian sebagian besar personel klasik, Axl Rose menjadi satu-satunya anggota orisinal yang tersisa. Selama lebih dari satu dekade, ia bekerja dengan berbagai musisi untuk menggarap album yang sangat dinanti-nantikan, “Chinese Democracy.” Proses pengerjaan album ini memakan waktu yang sangat lama, dengan biaya produksi yang fantastis dan berbagai perubahan personel.
“Chinese Democracy” akhirnya dirilis pada tahun 2008.
Kesimpulan
Guns N’ Roses telah meninggalkan jejak yang tak terhapuskan dalam sejarah musik rock. Mereka membawa kembali elemen kejujuran, kegarangan, dan pemberontakan ke mainstream rock pada akhir 1980-an. Musik mereka yang memadukan hard rock, blues, dan punk telah menginspirasi banyak musisi generasi berikutnya.
Album “Appetite for Destruction” dianggap sebagai salah satu album debut terbaik dan paling berpengaruh dalam sejarah rock. Lagu-lagu ikonik mereka seperti “Sweet Child o’ Mine” dan “November Rain” terus didengarkan dan dicintai oleh berbagai generasi.
Kembalinya Slash dan Duff telah membangkitkan kembali semangat para penggemar dan membuktikan bahwa warisan musik mereka akan terus hidup. Dengan tur dunia yang masih berlanjut dan potensi materi baru, babak selanjutnya dari kisah Guns N’ Roses masih sangat dinantikan.