The Devil Wears Prada adalah band metalcore yang menggebrak dunia musik yang berbasis di Dayton, Ohio, Amerika Serikat. Selain itu band metalcore yang menggebrak ini dibentuk pada tahun 2005 dan telah dikenal sebagai salah satu penggerak utama dalam genre metalcore. Serta dengan perpaduan antara musik keras, lirik emosional, dan vokal yang bervariasi. Nama band ini terinspirasi dari novel terkenal “The Devil Wears Prada” karya Lauren Weisberger. Selain itu terdapat situs cuan Totowayang WAP.
Sejarah Awal dan Pembentukan
The Devil Wears Prada dibentuk oleh Mike Hranica (vokal), Chris Rubey (gitar), Jeremy DePoyster (gitar dan vokal bersih), Andy Trick (bass), dan Daniel Williams (drum). Band ini memulai karir mereka dengan merilis demo independen yang berjudul “Patterns of a Horizon” pada tahun 2005. Setelah meraih perhatian lokal, mereka menandatangani kontrak dengan Rise Records dan merilis album debut mereka, “Dear Love: A Beautiful Discord”, pada tahun 2006.
Perjalanan Karir dan Album
“Plagues” (2007)
Pada tahun 2007, The Devil Wears Prada merilis album kedua mereka, “Plagues”. Album ini membawa mereka ke panggung internasional, dengan lagu-lagu seperti “HTML Rulez d00d” dan “Hey John, What’s Your Name Again?” yang menjadi hits di kalangan penggemar metalcore. Album ini dikenal karena kombinasi antara riff gitar yang tajam, breakdown yang menghancurkan, dan vokal yang bervariasi antara scream dan clean.
The Devil Wears Prada Band Metalcore yang Menggebrak : “With Roots Above and Branches Below” (2009)
Album ketiga mereka, “With Roots Above and Branches Below”, dirilis pada tahun 2009 dan mendapatkan sambutan positif dari kritikus dan penggemar. Album ini menunjukkan kematangan musik mereka, dengan lirik yang lebih mendalam dan komposisi musik yang lebih kompleks. Lagu-lagu seperti “Dez Moines” dan “Assistant to the Regional Manager” menjadi favorit di konser-konser mereka.
“Zombie EP” (2010)
Pada tahun 2010, The Devil Wears Prada merilis “Zombie EP”, sebuah EP konsep yang menceritakan kisah tentang apokalips zombie. EP ini dianggap sebagai salah satu karya terbaik mereka, dengan suara yang lebih keras dan gelap. Lagu-lagu seperti “Outnumbered” dan “Revive” menunjukkan kemampuan band ini dalam menciptakan atmosfer yang intens dan menegangkan.
“Dead Throne” (2011) dan “8:18” (2013)
Album “Dead Throne” dirilis pada tahun 2011 dan menunjukkan evolusi lebih lanjut dari sound mereka, dengan tema-tema yang lebih gelap dan introspektif. Pada tahun 2013, mereka merilis “8:18”, yang mengeksplorasi tema-tema seperti iman, keputusasaan, dan perjuangan pribadi. Kedua album ini memperkuat posisi mereka sebagai salah satu band metalcore terkemuka.
“Transit Blues” (2016) dan “The Act” (2019)
“Transit Blues” dirilis pada tahun 2016, menampilkan lirik yang lebih personal dan musik yang lebih eksperimental. Album ini menerima ulasan positif karena keberanian mereka untuk keluar dari zona nyaman. Pada tahun 2019, mereka merilis “The Act”, yang menunjukkan evolusi musikal lebih lanjut dengan suara yang lebih dinamis dan beragam.
The Devil Wears Prada Band Metalcore yang Menggebrak : Pengaruh dan Gaya Musik
The Devil Wears Prada dikenal karena perpaduan unik antara metalcore dengan elemen post-hardcore dan melodic hardcore. Mereka sering kali menggabungkan vokal scream yang keras dengan vokal bersih yang melodis, menciptakan dinamika yang kuat dalam musik mereka. Lirik mereka sering kali mengeksplorasi tema-tema seperti perjuangan pribadi, keimanan, dan isu-isu sosial.
Formasi Band
Seiring berjalannya waktu, formasi band ini mengalami beberapa perubahan. Anggota saat ini termasuk:
Mike Hranica – Vokal
Jeremy DePoyster – Gitar dan vokal bersih
Kyle Sipress – Gitar
Mason Nagy – Bass
Giuseppe Capolupo – Drum
Jonathan Gering – Keyboard dan synthesizer
Kesimpulan
The Devil Wears Prada telah mengukir nama mereka dalam sejarah metalcore dengan karir yang konsisten dan inovatif. Dengan setiap album, mereka terus bereksperimen dan berkembang, tetap relevan di tengah perubahan tren musik. Band ini tidak hanya dikenal karena musik keras mereka, tetapi juga karena lirik yang emosional dan introspektif, menjadikan mereka salah satu band yang paling dihormati dalam genre ini.
Baca Juga : Frail Body Menjelajahi Kekuatan Musik Emo dan Hardcore