Venom Prison adalah band death metal Inggris yang dikenal karena lirik penuh amarah dan pesan sosial yang kuat. Selain itu band death metal Inggris ini dibentuk pada tahun 2014 dan dengan cepat menarik perhatian di kancah metal internasional. Serta berkat perpaduan antara intensitas musik, vokal yang menggelegar, dan tema-tema yang tidak konvensional. Venom Prison dianggap sebagai salah satu band paling berpengaruh di genre death metal modern. Serta dengan gaya yang memadukan brutalitas teknis dan lirik yang menggugah pemikiran. Selain itu terdapat situs gacor sejagad Totowayang WAP.
Awal Pembentukan
Venom Prison dibentuk oleh vokalis Larissa Stupar dan gitaris Ash Gray di Wales, Inggris. Larissa, yang berasal dari Rusia, membawa perspektif unik dan pengalaman pribadinya ke dalam musik dan lirik band ini. Setelah bergabung dengan musisi-musisi lainnya, seperti Ben Thomas (gitar), Mike Jefferies (bass), dan Joe Bills (drum). Selain itu Venom Prison mulai menciptakan musik yang agresif dan penuh energi, yang langsung menarik perhatian di skena underground.
Band ini merilis EP pertama mereka, “The Primal Chaos”, pada tahun 2015. Meskipun dirilis secara independen, EP ini mendapat ulasan positif dan membantu membangun basis penggemar yang solid. Lirik-lirik yang menyinggung isu-isu sosial dan politik, seperti misogini, ketidakadilan, dan kekerasan. Serta menjadi ciri khas Venom Prison yang membedakan mereka dari banyak band death metal lainnya.
Venom Prison Band Death Metal Penuh Amarah Inggris : Album Debut: “Animus”
Pada tahun 2016, Venom Prison merilis album debut mereka yang berjudul “Animus” melalui label Prosthetic Records. Album ini menerima pujian dari kritikus dan penggemar, dengan banyak yang mengakui kekuatan lirik dan komposisi musik yang brutal. “Animus” menampilkan campuran antara death metal, grindcore, dan hardcore punk, dengan riff yang tajam. Selain itu blast beats yang menghancurkan, dan vokal Larissa yang penuh amarah dan keputusasaan.
Lirik-lirik dalam “Animus” mengeksplorasi tema-tema seperti penindasan, perlawanan, dan pemberdayaan, sering kali dengan perspektif feminis yang kuat. Misalnya, lagu seperti “Perpetrator Emasculation” berbicara tentang balas dendam terhadap pelaku kekerasan seksual, sebuah topik yang jarang diangkat dalam skena metal. Pendekatan ini membuat Venom Prison dikenal sebagai band yang tidak takut untuk menantang norma dan membawa isu-isu penting ke dalam musik mereka.
Kesuksesan dan Pengakuan
Setelah merilis “Animus”, Venom Prison terus berkembang, tampil di berbagai festival metal terkemuka, termasuk Download Festival dan Bloodstock Open Air. Mereka juga mendukung band-band besar seperti Trivium, Dying Fetus, dan Power Trip dalam tur-tur internasional mereka, semakin memperluas jangkauan penggemar mereka.
Pada tahun 2019, Venom Prison merilis album kedua mereka, “Samsara”, yang juga mendapat pujian luas. Album ini melanjutkan tradisi mereka dalam menggabungkan musik yang agresif dengan lirik yang provokatif. “Samsara” secara konseptual terinspirasi oleh filosofi Buddhis tentang siklus kelahiran kembali dan penderitaan, tetapi didekati dengan sudut pandang yang kritis terhadap ketidakadilan sosial dan kekerasan.
Lagu seperti “Uterine Industrialisation” dalam album ini mengkritik eksploitasi tubuh perempuan dalam masyarakat patriarkal, sementara “Self Inflicted Violence” mengeksplorasi tema tentang trauma dan perjuangan mental. Melalui musik dan lirik mereka, Venom Prison tidak hanya menawarkan agresi yang murni, tetapi juga refleksi mendalam tentang kondisi manusia.
Venom Prison Band Death Metal Penuh Amarah Inggris : Pengaruh dan Gaya Musik
Venom Prison dikenal karena memadukan berbagai elemen dari subgenre metal yang berbeda. Seperti death metal, hardcore, dan grindcore, untuk menciptakan suara yang unik dan memukau. Pengaruh band ini berasal dari berbagai band death metal klasik seperti Cannibal Corpse dan Morbid Angel. Selain itu yang membedakan Venom Prison adalah bagaimana mereka menggunakan musik ekstrem untuk menyampaikan pesan sosial dan politik yang kuat.
Vokal Larissa Stupar adalah salah satu aspek paling menonjol dari band ini. Dengan suara growl yang dalam dan seruan yang menembus, Larissa menjadi salah satu vokalis paling dihormati di kancah metal modern. Lirik-liriknya sering kali bersifat introspektif dan penuh dengan rasa marah, tetapi juga mengandung harapan dan seruan untuk perubahan.
Dampak dan Masa Depan
Venom Prison telah memberikan dampak yang signifikan pada kancah metal global, tidak hanya melalui musik mereka. Selain itu juga melalui keberanian mereka untuk berbicara tentang isu-isu yang jarang dibahas dalam genre ini. Dengan setiap rilis baru, mereka terus menantang ekspektasi dan memperluas batasan dari apa yang bisa dicapai oleh death metal.
Dengan reputasi yang terus berkembang dan pengaruh yang semakin besar, masa depan Venom Prison terlihat cerah. Mereka telah menetapkan standar baru dalam death metal modern, tidak hanya dalam hal agresi musik, tetapi juga dalam hal kedalaman lirik dan keberanian artistik.
Kesimpulan
Venom Prison adalah band death metal yang tidak hanya menawarkan musik yang brutal dan penuh energi. Sertajuga lirik yang memprovokasi pemikiran dan menggugah emosi. Dengan perpaduan unik antara musik ekstrem dan pesan sosial yang kuat. Serta mereka telah menjadi salah satu band paling penting dan berpengaruh dalam kancah metal modern. Seiring dengan pertumbuhan dan evolusi mereka, Venom Prison terus menjadi kekuatan yang harus diperhitungkan dalam dunia musik ekstrem.
Baca Juga : Born From Pain Band Hardcore dari Belanda